27 Agu 2008
my lucky day...
ade angkatan : kk gak ke rektorat yach?
saya : emang ada apa?
ade angkatan : ada seminar trus ada lowongan pekerjaannya geto deh, khan ada pamfletnya!
saya : oohh.. geto yach.. liat ntar dech
berhubung saya ada janji mau kekantor bokap, nganterin kunci and Hp yang tertinggal, alhasil cuek deh ama itu acara. tapi dipikir-pikir, wah ada bursa kerjanya juga, boleh tuch.
jadilah saya ke rektorat mengikuti seminarnya, datang dengan baju kaos berkerah plus sendal, tanpa bawa apa-apa (sangat berbeda dengan peserta lain yang memakai kemaja dan bersepatu)
. begitu masuk ruangan dengan pedenya ngisi buku tamu, ngambil konsumsi plus note pad. padahal acaranya juga gak tau apaan.. hihihi...
ternyata perkenalan dari PT.Kalimantan Prima Persada, sebuah anak perusahaan dari PT.Pama Persada Nusantara (astra group), yang bergerak di bidang pertambangan. wah boleh nie.. dari dulu emang pengen kerja di pertambangan ato di perbankan.
diakhir acara ada pengisian identitas diri bagi yang berminat bergabung. dengan nafsunya saya embat tuh formulir, kolom jabatan yang diinginkan saya tulis finance (padahal pengen dirut sie hihihi) trus gaji yang diinginkan, dengan nafsunya saya tulis Rp.2,5 jt hihihi... boleh donk...
eh... ternyata, nama saya menjadi salah satu kandidat yang lolos kebabak selanjutnya, ke tahap pisikotes dan interview. Alhamdulillah, padahal sama sekali gak merencanakan ikutan tes, datang kekampus juga pengen liat-liat. eh tau-tau lolos seleksi pertama penerimaan pegawai. gak salah donks saya bilang, today is my lucky day ^_^
doakan saja pada tes selanjutnya keberuntungan kembali berpihak padaku, sehingga berhasil lolos pisikotes dan interview, jadi bisa lolos ke tahap selanjutnya dech, Amien...
26 Agu 2008
Wali-Orang Bilang
Orang Bilang
Kamu bilang padaku bahwa kamu benar sayang
Kau bilang aku kau akan selalu sayang
Dan kamu bilang aku cinta kamu sayang
Kamu bilang padaku bahwa kamu benar cinta
Kau bilang aku kau akan selalu cinta
Dan kamu bilang aku sayang kamu cinta
Tapi orang bilang katanya kamu gak sayang
Orang bilang katanya kamu gak cinta
Orang bilang tentang kamu orang bilang
Sekarang kamu bilang bahwa kamu paling sayang
Sekarang bilang bahwa kamu paling cinta
Sekarang bilang aku siap mati sayang
dapat B+
23 Agu 2008
Sidang Kelar booww...
ada pertanyaan dosen yang gak bisa dijawab sie... duch.. jadi gugup dapat nilai berapa yach.. doain saja semoga minimal dapat nilai B. Amien.... ^_^
19 Agu 2008
Infotainment = Pembodohan Publik ???
Secara tidak sadar pembodohan publik sedang terjadi. Pagi siang dan malam secara tidak di sadari kita disuguhi hidangan-hidangan pembodohan, dan anehnya kita justru menikmatinya.
Yupz.. acara infotainment.. entah kena sindrom ape, saya kok gak suka bgt ame yg namanya infotainment (sori ye.. para pencinta infotainment). Menurut saya itu sich gak ada gunanye.. apa lagi yg jelas-jelas bilang gosip..
Coba pikir.. buat apa coba kita ngurusin kehidupan orang yang bukan urusan kita.. malah seperti menggunjing kehidupan orang (dosa kali ye..). mulai dari pertengkaran suami istri lah, ampe menu sarapan lah.. Sang presenter dengan berapi-api bilang “mari pemirsah kita intip menu sarapan artis XX, ternyata menu spesial kali ini ikan asin plus jengkol bakar (artis juga manusia)” buat apa coba kita tau menu sarapan artis (baca=kurang kerjaan).
Yang bikin miris hati, para kaula muda sekarang cenderung suka mengkonsumsi infotainment dan sinetron-sinetron tak bermutu tanpa diimbangi sajian-sajinan bermanfaat lainnya, seperti berita. Bahkan sangat jarang teman-teman membaca koran, koran dianggap sebuah bacaan yang mengerikan layaknya buku telepon atau kamus (loch..,). Yang dibaca lebih banyak majalah-majalah gosip yg lebih banyak mengulas infotainment. Bukan gak boleh tapi coba lah di imbangi.. kalau ditanya berita-berita dunia terkini banyak teman-teman yang gak tau (duch…) tapi jika ditanya hobi atawa kehidupan artis idolanya, langsung dengan lancar menjawab.
Jangan terlalu banyak nonton infoTAIment ya.. ^_^
Sudah Merdekakah Kita?
17 agustus baru saja kita lewati, sekali lagi kita merayakan kemerekaan kita. Tapi benarkah kita telah merdeka? Sebuah pertanyaan nakal tapi menggugah hati. Ucapkan dengan pelan dan perlahan, benarkah
Pertama. Sudah merdekakah anak-anak kita sudahkah mereka mendapat pendidikan layak, kesempatan bermain layak, bebas dari kekerasan dan eksploitasi bukankah anak-anak adalah masa depan kita. Sudah merdekakah mereka atau, Kemerdekaannya hanya ada di awang-awang? Pendidikanku yang
Padahal bila kita melihat pada alenia ke empat dalam Pembukaan UUD tahun 1945 tentang cita-cita bangsa
Kedua. Merdekakah kita dengan kekayaan alam yang kita miliki? penguasaan sumber daya alam oleh perusahaan-perusahaan asing di Indonesia adalah jawaban yang lugas betapa kini pun Indonesia belum merdeka. PT Freeport Indonesia, PT Newmont, atau PT Exxon Mobil adalah beberapa contoh kukuhnya kepentingan asing dalam pengerukan sumber daya alam Indonesia. Persis seperti jaman penjajahan dulu! Belum lagi penjualan saham-saham BUMN telekomunikasi Indonesia yang kini sebagian dikuasai pihak asing, seperti PT. Indosat atau PT. Telkomsel sebagai anak perusahaan PT. Telkom.
Ketiga. Banggakah kita dengan kebudayaan kita? kini budaya-peradaban masyarakat Indonesia tak bisa dibedakan lagi dengan masyarakat dunia, khususnya dunia Barat. Pola hidup import bukan saja melanda selera makanan masyarkat Indonesia, melainkan juga keseluruhan pola hidup (keluarga, tidur, pakaian, juga seks). Dengan ciri kebebasan, Barat telah menjajah peradaban masyarakat Indonesia. Maka semua serba bebas: pergaulan bebas, seks bebas, pakaian bebas, makanan bebas dan sebagainya? Bukankah ini penjajahan juga!
Keempat. Merdekakah kita dari intervensi negara lain? mengapa bisa diizinkan negara lain menggunakan wilayah
Jika perjanjian itu berhasil dirativikasi oleh parlemen, maka ini menjadi bukti terinjaknya kedaulatan
Kelima. politik luar negeri Indonesia masih yang tunduk pada kepentingan negara lain, terutama Amerika Serikat, menunjukkan bahwa politik bebas aktif yang sering dikumandangkan belum benar-benar dijalankan. Ini artinya dalam menentukan kebijakan luar negeri, Indonesia belum merdeka.
Tunduknya Indonesia pada AS (juga Australia) dalam perang global melawan terorisme adalah contoh telanjang belum merdekanya dari kekuatan asing. Selama ini dikesankan bahwa perang melawan terorisme itu adalah untuk kepentingan bersama. Tapi, diakui atau tidak dalang utamanya adalah AS. Maka perang melawan terorisme menjadi perang buta terhadap kelompok-kelompok Islam, dan ini adalah sebuah agenda strategis AS.
Contoh lain yang cukup relevan adalah persetujuan Indonesia pada keputusan DK-PBB yang mengeluarkan resolusi 1747 yang berisi sanksi atas program nuklir damai Iran.
Sebagai anggota tidak tetap DK PBB, seharusnya Indonesia berani melakukan “perlawanan”, sekecil apapun, terhadap hegemoni negara-negara besar yang selama ini bersikap semena-mena dengan hak vetonya, sementara keputusan itu selalu dirasakan tidak adil, terutama untuk negara dunia ketiga, dan lebih khusus lagi adalah negara-negara Islam seperti Irak, Iran, Libya, atau Palestina.
Jika secara wilayah, ekonomi, politik, dan budaya-peradaban sudah tidak lagi mencerminkan independensi Indonesia, maka masih pantaskah teriakan “Merdeka!” dikumandangkan dengan lantang? Apa artinya merdeka dari kolonialisme klasik jika masuk pada sarang neo-kolonialisme? Masih pantaskah kita meneriakkan kata merdeka?
Diolah dari majalah Muslim, edisi Agustus 2007 dan berbagai sumber.